MORFIN
Sejak dulu dipakai untuk mengurangi nyeri dan membebaskan rasa cemas. obat ini umumnya diberikan subkutan, intramuskular, dan intravena. Dosisnya harus mempertimbangkan umur dan faktor yang mempengaruhi metabolismenya. Umumnya tidak melebihi 0.2 mg/kgBB.Untuk berat badan 70kg diberikan 10 mg morfin atau satu vial guna mengatasi nyeri.Pemberian morfin sebelum timbul rasa nyeri lebih efektif dibangingkan sesudah terjadi nyeri. Pemberian pre operatif dapat menunda timbulnya nyeri post operatif.
Efek pada Sistem Organ
Pada traktus urogenital terjadi pengahmbatan tonus dan peristaltik otot polos antara lain tonus tuba falopi, otot detrussor, sfingter vesica urinaria. Efek ini dapat diantagonisir oleh SA. Produksi urin menurun karena stimulasi oleh hormon ADH.
- Sistem Saraf Pusat
- Kardiovaskular
- Mata
- Respirasi
- Gastro Intestinal
- Traktus Urogenital
Pada traktus urogenital terjadi pengahmbatan tonus dan peristaltik otot polos antara lain tonus tuba falopi, otot detrussor, sfingter vesica urinaria. Efek ini dapat diantagonisir oleh SA. Produksi urin menurun karena stimulasi oleh hormon ADH.
- Sistem Endokrin
- Plasenta
Sumber:
Omoigui,sota.1997.buku saku obat-obatan anestesia (the anesthesia drugs handbook). Jakarta: egc
Soerasdi,errasmus.2010.buku saku obat-obatan anesthesia sehari-hari. Bandung
Soenarjo dan heru dwi jatmiko.2013.Anestesiologi.Perdatin
Soerasdi,errasmus.2010.buku saku obat-obatan anesthesia sehari-hari. Bandung
Soenarjo dan heru dwi jatmiko.2013.Anestesiologi.Perdatin
Belum ada tanggapan untuk "Morfin analgetik opioid"
Posting Komentar