Petidin analgetik opioid

PETHIDIN
Petidin adalah analgetik narkotik yang bekerja pada reseptor opioid di otak dan medula spinalis. Di otak reseptor opioid terletak di batang otak, amygdala, corpus striatium dan hipotalamus. Petidin menghambat impuls dari susunan syaraf dan menghambat tansmisi informasi nosiseptif dari perifer ke medulla spinalis.
Petidin diabsorbsi dengan baik dari tempat suntikan baik intramuskular atau subkutan, setelah diabsorbsi petidin cepat masuk kedalam jaringan parenkhim. Pada pemberian intravena konsentrasi dalam plasma menurun dengan cepat pada 1-2 jam pertama.
Kekuatan analgesinya 1/10 morfin. Analgesi timbul 15-20 menit sesudah pemberian intramuskular, kadar puncak plasma tercapai dalam waktu 15-60 menit. Lama kerja sekitar 2-4 jam. Kadar dalam plasma minimal untuk mencapai analgesi bervariasi antar individu, dengan kadar 0.7 mcg/cc menghasilkan 95% analgesi paska bedah. Pemberian dosis analgesi dapat menimbulkan sedasi.

Dosis
Dewasa: 1 mg/kgBB
Anak: 0.5 mg/kgBB
Onset
5-10 menit
Durasi
2-3 jam
Metabolisme
Hati
Eksresi
Ginjal


Efek ada Sistem Organ
  • Respirasi
Petidin menekan pusat pernapasan sehingga kepekaan terhadap CO2 menurun, tidal voume menurun, frekuensi nafas umumnya tidak terpengaruh.
Petidin dapan menyebabkan pelepasan histamin dan hal ini menyebabkan  kontriksi bronkus. Akibat depresi pernapasan kadar CO2 dalam darah meningkat.
  • Sistem Saraf Pusat
Efek dari tinggina kadar CO2 dalam darah menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak sehingga terjadi kenaikan tekanan intrakranial.
  • Kardiovaskular
Pemberian petidin pada dosis terapeutik pada penderita berbaring tidak menimbulkan perubahan kardiovaskular, tetapi bila pemberiannya dilakukan dengan cepat dapat menyebabkan sinkop. Hipotensi mungkin disebabkan vasodilatasi pembuluh darah perifer akbat pelepasan histamin.
  • Plasenta
Petidin dapat melintasi plasenta dan masuk kedalam sirkulasi fetal. Jika petidin diberikan intramskular pada ibu dengan cepat akan diabsorbsi dan masuk kedalam sirkulasi janin.

Efek Samping
Efek samping yang timbul  adalah pusing, berkeringat, euforia, mulut kering, muntah, perasaan lemah, gangguan penglihatan, palpitasi, disforia, sinkop dan sedasi. Pada dosis tinggi menyebabkan depresi napas, tremor, konvulsi, koma dan kematian.
Efek depresi petidin dapat diterapi dengan nalokson dan nalorfin, tetapi efek stimulasi tidak dapat diterapi dengan nalokson.

Pedoman/Peringatan
  1. Jangan gunakan dalam dosis tinggi untuk anestesia
  2. Gunakan hati-hati pada pasien asma, penyakit paru obstruktif kronis, peningkatan tekanan intrakranial, dan takikardi supraventrikular
  3. Kurangi dosis pada pasien manula, hipovolemik, dan pasien bedah beresiko tinggi dan penggunaannya dengan sedatif lainnya
  4. Nalokson antagonis narkotik merupakan suatu antidotum spesifik (0.2-0.4 IV). Nalokson dapat mencetuskan kejang terutama yang mendapat petidin

Sumber:
Mangku,gde dan tjokorda gde agung senapathi.2010.Buku ajar ilmu anestesia dan reaminasi. Jakarta:pt. Macanan jatya cemerlang.
Omoigui,sota.1997.buku saku obat-obatan anestesia (the anesthesia drugs handbook). Jakarta: egc
Soerasdi,errasmus.2010.buku saku obat-obatan anesthesia sehari-hari. Bandung
Soenarjo dan heru dwi jatmiko.2013.Anestesiologi.Perdatin

Postingan terkait:

    Belum ada tanggapan untuk "Petidin analgetik opioid"

    Posting Komentar